Saddha 101

Meningkatkan Saddhā

Written by Ardhika K.V. · 2 min read >

Demikianlah yang ku ketahui dan pahami,

Meningkatkan Saddhā / Keyakinan terhadap Sang Buddha, Dhamma dan Saṅgha sangatlah penting untuk meningkatkan semangat, kepercayaan diri, menghilangkan rasa takut, menolak bala dan demi pengembangan batin diri sendiri. Kekuatan dari Paritta dan Gatha pun akan menguat seiring peningkatan keyakinan dan pemahaman akan ajaran.

Ada 2 macam Saddhā:

  • Keyakinan tanpa landasan / keyakinan buta.
    • Keyakinan buta adalah keyakinan yang paling rentan karena di landasi oleh ketidak-tahuan. Ketika keyakinan di landasi oleh ketidak-tahuan, disana ada celah bagi faktor eksternal untuk menghancurkan keyakinan tersebut. 
  • Keyakinan yang terbentuk dari melihat kebenaran, pemahaman langsung, berdasarkan kebijaksanaan.
    • Keyakinan ini adalah keyakinan yang dapat di peroleh dari mempraktikan jalan mulia berunsur delapan dan merealisasikan ajaran, memahami empat kebenaran mulia dan rangkaian hukum sebab akibat yang saling bergantungan. Ini adalah keyakinan yang paling kuat, semakin berlatih, memahami dan merealisasikan ajaran keyakinan akan semakin meningkat. Ini adalah fondasi paling dasar yang harus di perkuat seiring latihan dan sangat susah untuk dihancurkan. 

“Mahānāma, seorang yang berkeyakinan akan berhasil, bukan seorang yang tanpa keyakinan.
Seorang yang bersemangat akan berhasil, bukan seorang yang malas.
Seorang yang dengan perhatian ditegakkan akan berhasil, bukan seorang yang berpikiran-kacau.
Seorang yang terkonsentrasi akan berhasil, bukan seorang yang tidak terkonsentrasi.
Seorang yang bijaksana akan berhasil, bukan seorang yang tidak bijaksana.
Setelah menegakkan kelima kualitas ini dalam dirimu, engkau lebih jauh lagi harus mengembangkan enam hal.”

—- Anguttara Nikaya 11.11 – Paṭhama Mahānāma Sutta

Ini adalah dasar untuk meningkatkan keyakinan, dengan mengingat atau meng-kontemplasi-kan karakteristik dari:

  • Buddha
  • Dhamma
  • Saṅgha
  • Sīla (Moralitas diri sendiri)
  • Cāga (Kedermawanan diri sendiri)
  • Devatā

Ketika seorang siswa mulia mengingat Dhamma, pada saat itu pikirannya tidak dikuasai oleh nafsu, kebencian, atau delusi; pada saat itu pikirannya lurus, berdasarkan pada Dhamma.

Seorang siswa mulia yang pikirannya lurus mendapatkan inspirasi dalam makna, mendapatkan inspirasi dalam Dhamma, mendapatkan kegembiraan yang terhubung dengan Dhamma.

Ketika ia gembira, maka sukacita muncul. Pada seorang yang pikirannya bersukacita, jasmaninya menjadi tenang.

Seorang yang jasmaninya tenang merasakan kenikmatan. Pada seorang yang merasakan kenikmatan, pikirannya menjadi terkonsentrasi.

Ini disebut seorang siswa mulia yang berdiam dalam keseimbangan di tengah-tengah populasi yang tidak seimbang, yang berdiam dengan tidak menderita di tengah-tengah populasi yang menderita. Sebagai seorang yang telah memasuki arus Dhamma, ia mengembangkan pengingatan pada Dhamma.

—- Anguttara Nikaya 11.11 – Paṭhama Mahānāma Sutta

Keyakinan juga adalah dasar dari sebuah pembelajaran, mencari guru untuk mencapai akhir pada kebenaran. 

“Ketika ia telah menyelidikinya dan telah melihat bahwa ia murni dari kondisi-kondisi yang berdasarkan pada delusi, kemudian ia berkeyakinan padanya; dengan penuh keyakinan ia mengunjunginya dan memberikan penghormatan kepadanya; setelah memberikan penghormatan, ia menyimak; ketika ia menyimak, ia mendengar Dhamma; setelah mendengar Dhamma, ia menghafalkannya dan meneliti makna dari ajaran yang telah ia hafalkan; ketika ia meneliti makna maknanya, ia memperoleh penerimaan atas ajaran-ajaran itu melalui perenungan; ketika ia memperoleh penerimaan melalui perenungan atas ajaran-ajaran itu, kemauan muncul; ketika kemauan muncul, ia mengerahkan tekadnya; setelah mengerahkan tekadnya, ia menyelidiki; setelah menyelidiki, ia berusaha; karena berusaha dengan sungguh-sungguh, ia dengan tubuhnya mencapai kebenaran tertinggi dan melihat dengan menembusnya dengan kebijaksanaan. Dengan cara ini, Bhāradvāja, terjadi penemuan kebenaran; dengan cara ini seseorang menemukan kebenaran; dengan cara ini kami menjelaskan penemuan kebenaran. Tetapi masih belum kedatangan akhir pada kebenaran.”

—- Majjhima Nikaya 95 – Caṅkī Sutta

Demikianlah keyakinan yang dihasilkan oleh pengetahuan memperkuat batin. Seperti hal nya benteng kokoh berlapis yang tidak bisa di hancurkan dengan apapun berdiri kokoh di segala penjuru, mereka dengan batin yang berkembang berdasarkan keyakinan terhadap Tiratana tidak akan bisa di hancurkan dengan cara apapun mau itu secara fisik ataupun mental.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *