Knowing & Seeing

Knowing & Seeing – 1 – Kelahiran & Pertumbuhan

Written by Ardhika K.V. · 2 min read >

Demikianlah yang ku ketahui dan pahami,

Kelahiran dan Pertumbuhan seseorang memang bergantung pada banyak faktor. Ketika seorang laki-laki dan perempuan sedang berhubungan badan, ada banyak Calon Makhluk / Gandhabba yang menunggu untuk memasuki rahim calon ibu. Setiap Gandhabba mempunyai karma mereka masing-masing, karma tersebut yang menentukan kecocokan terhadap karma ayah dan ibu agar bisa masuk ke rahim ibu. Gandhabba yang mempunyai hubungan karma yang paling kuat dengan ayah dan ibu lah yang bisa memasuki rahim dibandingkan Gandhabba yang lain.

“Para bhikkhu, kehamilan janin dalam rahim terjadi melalui perpaduan tiga hal. Di sini, ada perpaduan ibu dan ayah, tetapi saat itu bukan musim kesuburan ibu, dan tidak ada kehadiran gandhabba—dalam kasus ini tidak ada kehamilan janin dalam rahim. Di sini, ada perpaduan ibu dan ayah, dan saat itu adalah musim kesuburan ibu, tetapi tidak ada kehadiran gandhabba—dalam kasus ini juga tidak ada kehamilan janin dalam rahim. Tetapi jika ada perpaduan ibu dan ayah, dan saat itu adalah musim kesuburan ibu, dan ada kehadiran gandhabba, melalui perpaduan ketiga hal ini maka kehamilan janin dalam rahim terjadi.

“Sang ibu kemudian memelihara janin dalam rahimnya selama sembilan atau sepuluh bulan dengan banyak kesusahan, sebagai beban berat. Kemudian, di akhir sembilan atau sepuluh bulan, sang ibu melahirkan dengan banyak kesusahan, sebagai beban berat. Kemudian, ketika si anak lahir, sang ibu memberinya makan dengan darahnya sendiri; karena susu ibu disebut darah dalam Disiplin Yang Mulia.

—- Majjhima Nikaya 38 – Mahā Taṇhā Saṅkhaya Sutta

Untuk bisa memasuki rahim ibu, sel telur dan sel sperma harus subur. Ketika keduanya subur dan ada Gandhabba yang cocok, maka kehamilan janin dalam rahim terjadi. Selama 9 sampai 10 bulan, si ibu membawa beban yang berada di dalam rahimnya dengan banyak kesusahan. Setelah 9 sampai 10 bulan, si ibu pun melahirkan dengan banyak kesusahan. Setelah dilahirkan, Ibu pun memberikan darah nya sendiri sebagai susu untuk anaknya. Di dalam rahim ibu, ketika indriya bayi sudah terbentuk, bayi sudah bisa mendengar, merasakan, memproses apapun yang terjadi di luar dan di dalam janin. Bisa di katakan memori pun sudah mulai tersimpan ketika masih di dalam janin.

Menurut riset biologi mengenai pertumbuhan janin, dikatakan indriya janin mulai terbentuk di hari ke 100-120 hari. Secara ilmu hipnosis pun, di temukan bahwa seseorang bisa di regresi balik sampai kemasa dimana mereka di dalam janin.

“Dan apakah, para bhikkhu, kamma lama? Mata adalah kamma lama, dilihat sebagai dihasilkan dan dirancang oleh kehendak, sebagai sesuatu untuk dirasakan. Telinga adalah kamma lama … Pikiran adalah kamma lama, dilihat sebagai dihasilkan dan dirancang oleh kehendak, sebagai sesuatu untuk dirasakan. Ini disebut kamma lama.

“Dan apakah, para bhikkhu, kamma baru? Perbuatan apa pun yang dilakukan saat ini melalui jasmani, ucapan, atau pikiran. Ini disebut kamma baru.

—- Samyutta Nikaya 35.146 – Kamma Nirodha Sutta

Badan yang terbentuk ini adalah buah karma dari masa lalu, demikian pula buah karma kepribadian / tendensi kebiasaan dari masa lalu pun juga terbawa.

Tendensi kebiasaan dari masa lalu yang terbawa ini akan terpengaruhi lagi oleh apapun yang di lakukan di kehidupan saat ini.

“Ketika anak itu tumbuh dan indrianya matang, anak itu memainkan permainan-permainan seperti alat membajak mainan, melempar kayu, berjungkir-balik, kincir angin mainan, alat ukur mainan, kereta mainan, dan busur dan anak panah mainan.

“Ketika anak itu tumbuh dan indrianya matang lebih jauh lagi, pemuda itu menikmati lima utas kenikmatan indria, dengan bentuk-bentuk yang dikenali oleh mata … suara-suara yang dikenali oleh telinga … bau-bauan yang dikenali oleh hidung … rasa kecapan yang dikenali oleh lidah … objek sentuhan yang dikenali oleh badan yang diharapkan, diinginkan, menyenangkan dan disukai, terhubung dengan kenikmatan indria, dan merangsang nafsu.

—- Majjhima Nikaya 38 – Mahā Taṇhā Saṅkhaya Sutta

Seorang anak tumbuh bergantung dengan lingkungan dimana ia tinggal, interaksi dengan orang tua dan orang-orang di sekitar, mainan yang di mainkan, makanan yang di makan, apapun yang di lihat, intinya, apapun itu yang berlangsung melalui ke 5 indriya yang di kenali oleh mata, telinga, hidung, lidah, badan.

Ketika seseorang tersentuh oleh perasaan yang menyenangkan, ia akan menginginkan nya. Begitupula hal nya ketika ia tersentuh oleh perasaan yang tidak menyenangkan, ia pun akan menolak.

Demikianlah di katakan secara ilmu psikologi barat, alam bawah sadar seseorang tumbuh berdasarkan pengalaman semenjak lahir hingga 7-8 tahun. Setelah itu mereka sudah mulai bisa berpikir secara rasional bergantung dari apa yang telah mereka tangkap, terima dan di simpan di alam bawah sadar.

Maka dari itu apapun yang terjadi kepada seseorang di umur-umur ini berhubungan dengan kepribadian yang terbentuk di masa depan. Bila seseorang ada yang takut untuk berbicara di depan publik, takut untuk berkomunikasi, tidak berani mengemukakan pendapat, mendapatkan pasangan yang tidak sesuai, semua terjadi karena ada sebab yang terjadi di masa-masa pertumbuhan ini.

Demikianlah